Rabu, 23 Maret 2011

gambar modifikasi body kit

Dedy dan Anank terlahir dalam sebuah keluarga yang menyukai dunia otomotif. Hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan hobi keduanya, terutama pada dunia modifikasi. Terlebih lagi orang tua mereka sangat antusias terhadap hobi memodifikasi kendaraan. Support yang diberikannya tidak tanggung-tanggung. Campur tangan orang tua Dedy dan Anank hanya sebatas pendanaan, namun jika menyangkut konsep modifikasi mereka menyerahkannya pada individu masing-masing. Dan ternyata keduanya memiliki gaya yang berbeda. Ulasan berikut mengungkap perbedaan gaya antara kedua bersaudara tersebut.


Mitsubishi Lancer EX
Ekstrim Touring Look

Sebenarnya mobil yang saat ini dimiliki Dedy merupakan mobil milik sang Kakak (Anank). Sepulangnya dari Shanghai, Dede panggilan akrabnya, langsung jatuh hati pada mobil Lancer EX milik Anank. Setelah melalui tahap negosiasi akhirnya mobil tersebut jatuh ketangannya. Alasan mengapa Dede suka terhadap mobil sang Kakak, sebenarnya cukup beralasan karena mobil tersebut sudah di modifikasi. Namun penampilannya saat itu masih kurang pas dengan inspirasinya. Alhasil ia pun langsung melakukan beberapa perombakan di sana-sini.
TIGA KALI GANTI CAT

Untuk bagian eksterior, mobil Lancer ini sudah mengalami tiga kali ganti "kulit". Awalnya mobil tersebut berwarna silver. Setelah bosan diganti dengan warna Hijau dengan sentuhan glitter. Saat diterima Dede, mobil tersebut masih dengan cat hasil karya dari Autospot. Begitu berpindah tangan, Dede langsung mengubahnya dengan konsep mobil turing. Untuk merubahnya, Dede mempercayakan pengerjaan tersebut pada Amoy Design. Warna krom pada cutting sticker yang menempel di bodinya sangat sepadan dengan warna cat. Penambahan cutting sticker ternyata mampu mewujudkan apa yang menjadi inspirasinya. Bentuk bodi yang sudah mengalami penggembungan akibat efek wide body tetap dipertahankan. Dengan pertimbangan bentuk tersebut sudah proporsional. Begitu pula dengan beberapa perangkat body kit custom yang melekat pada bagian eksterior. Hanya saja ia mengganti peleknya dengan merek Garson berdiamater 19 inci dan Kalipernya.
HANYA PENYESUAIAN

Untuk bagian interior, sepertinya peninggalan sang kakak sudah pas dengan keinginannya. Seperti penutupan beberapa bagian kabin dengan bahan kulit antara lain dasbor, konsol tengah dan doortrim. Jok yang teraplikasi juga senada dengan konsep modifikasinya. Namun sepertinya jok semi bucket tersebut terlalu besar untuk badannya yang mungil. Jadi saat mengendarai mobil tersebut Bina terlihat "tenggelam". Jok bagian belakang diangkat dan dijadikan tempat untuk perangkat audio. Disainnya dibuat seperti kompartemen yang bersebelahan dengan penempatan tabung NOS. "Untuk bagian interior saya hanya mengubah disain boks audio pada row. Kali ini disainnya saya buat lebih tinggi," jelas Dedy. Selain itu, ia juga menambahkan tombol untuk mengaktifkan NOS di konsol tengah. Ruang kabin juga dilengkapi dengan perangkat panel meter merek Autometer. "Yah sebisa mungkin disain bagian kabin ini disesuaikan dengan tampilan luarnya yang sporti," tambahnya.
MESIN STANDAR

Pada bagian mesin sepertinya kurang diperhatikan. Hal tersebut dilandasi dengan alasan bahwa mobilnya sebatas Touring Look. Yang penting bagi Dedy adalah penampilannya. Lagi pula ia juga kurang menyukai kecepatan. Tapi meski begitu ia tetap memasang perangkat penunjang tenaga yang saat ini sedang ngetren yaitu NOS. Meskipun instalasi tersebut linkup naming tabbing tersebut jarring daisy. Unstuck caesarian Bin handy mengandalkan performa mesin standar dengan perubahan sistem pengapian. "Mobil ini bukan untuk kebut-kebutan kok, jadi untuk mesin apa adanya saja. Tabung NOS lengkap dengan instalasinya hanya untuk gaya saja," ungkap Dedy.
Hasil modifikasi yang dirancang Dedy ternyata mampu membawa hasil positif. Keikutsertaannya dalam ajang pameran di Jakarta beberapa minggu lalu, mendapat penghargaan beberapa piala salah satunya Tomb Raider. Selamat....
Disain Dan Kualitas

Hal yang paling diperhatikan Dedy adalah sarana hiburan. Disain yang sudah ada dirasa kurang pas. Selain perombakan pada boks di row kedua, ia juga menambahkan perangkat subwoofer menjadi 4 buah. Semuanya menggunakan produk Rockford. Dengan bertambahnya sub tersebut mau tidak mau diikuti dengan penambahan penguat suara. Dan tugas tersebut diserahkannya pada produk keluaran Rockford dan Soundstream. Setelah kualitas suara yang dihasilkan cukup memuaskan, kini giliran penataan disain perangkat audio. Bentuk kompartemen pada bagian belakang juga dilengkapi dengan penggunaan lampu untuk menghadirkan kesan meriah di malam hari. Sedangkan untuk bagian bagasi selain didominasi dengan penggunaan bahan fiber juga dilengkapi dengan penggunaan acrylic agar terlihat elegan. Meskipun digunakan sebagai tempat audio namun fungsi dari bagasi masih tetap dipertahankan. Baik untuk penyimpanan barang maupun tempat ban cadangan.(DYmas)

Nissan 350Z dengan Interior Titanium



Nissan 350Z mencerminkan sebuah sedan sport yang gahar. Tak salah memang, tenaga standarnya saja di atas 200 dk. Namun, setelah dimodifikasi, yang menghabiskan dana sekitar Rp 130 juta, tenaga mesin terdongkrak menjadi 310 dk, dan si empunya (namanya enggan disebut) pernah mencapai kecepatan tertinggi 260 km/jam.

Modifikasi yang dilakukan mulai dari bodi, exhaust system, hingga intake pipe. Semuanya dipesan dari Jepang dan harus menunggu lama. Pasalnya, tidak semua ready stock dan beberapa komponen merupakan special order.




Kalau dilihat dari tampilan, perubahan pada bodi memang tidak signifikan. Hanya pada bumper depan dan belakang, side skirt, dan front CF lips yang semua merogoh kocek Rp 45 juta. Pemilik sengaja memilih yang bukan wide body, namun materialnya kelas wahid. Yang belum terpasang pada mobil produksi 2005 ini yakni kap mesin berbahan karbon fiber dan sayap GT.





Untuk mendongkrak tenaga, dipesan seperangkat camshaft bikinan Tomei yang berspesifikasi mampu menahan valve supaya terbuka sampai 264 derajat. Penggantian camshaft diikuti pula dengan valve spring retainer dan piston yang disarankan menggunakan material forged.

Sudah cukup terdongkrak dengan perubahan itu? Belum! Exhaust system (terdiri dari header, test pipe, Y-pipe, dan extra exhaust) mengandalkan bikinan Power House Amuse yang terbuat dari bahan titanium. Jadi, 3 silinder yang di kiri dan 3 silinder di kanan disatukan masuk ke test pipe dan menuju Y-pipe tersambung pada 2 gendang knalpot yang memiliki ujung muffler ganda.

Untuk melindungi test pipe dan Y-pipe dari titanium, bagian bawah ditutup dengan bahan aluminium setebal 3 mm yang didesain mengikuti lekuk. Ini penting untuk mendapatkan aerodinamisnya.

Penggunaan bahan titanium, menurut pemilik, bisa mereduksi dengan sangat signifikan. Tenaga pun naik sekitar 80 dk menjadi 310 dk on wheel. Torsi yang tadinya diraih pada 4.000-4.500 rpm, kini lebih cepat menjadi 2.500 rpm.

Kaki-kaki juga mendapat sentuhan. Pemilik memilih produk Tein untuk coilover yang dilengkapi dengan fitur Electronic Damping Force Controller (EDFC). Komponen ini bisa mengatur secara elektronik tingkat kekerasan suspensi melalui receiver yang diletakkan di bawah setir.

Lainnya, pemakaian velg Volk Racing seri TE37, juga didatangkan dari Jepang. Sentuhan sport kian kental dengan kedua jok yang diganti model semi-bucket seat dari Bride

[ Sumber : seventphoenix.blogspot.com ]